Tanya Jawab Bersama Ustadz Umar As Sewed
Nasehat Ahlus Sunnah
Tanya jawab bersama Ustadz Muhammad Assewed
———–
APAKAH KELOMPOK MLM (MUTALAWWIN, LA’AB, MAAKIR) TERMASUK 72 GOLONGAN YANG SESAT?
Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Muhammad bin Umar As-Sewed -hafidzahullah-
Tanya Jawab Masjid Al-Kholil Abu Tauhid, Sidoarjo | Jum’at, 18 Dzulhijjah 1436H ~ 02/10/2015 M Link : http://bit.ly/1YWNxvu (Versi Full 24 Kbps)
============================
Pertanyaan:
Apakah MLM termasuk 72 golongan yang sesat?
============================
Jawaban:
Ikhwani fiddin a’azzakumullah, ketika kita bicara tentang masalah penyimpangan-penyimpangan, maka tujuan para ulama adalah:
Kita berhati-hati, tahdzir, berhati-hati dari para mutalawwinin, para mudzab-dzabin, para maakirin..karena kita khawatir akan terbawa syubhat-syubhat dan penyimpangannya. Na’am.
Adapun untuk memastikan apakah sudah termasuk kelompok sesat dalam 72 golongan atau tidak maka itu adalah perkara yang lebih rinci daripada sekadar berhati-hati. Maka yang paling penting sekarang adalah berhati-hati.. baas.. Karena syubuhatnya, sudah jelas syubuhat yang membahayakan..
Adapun memastikan maka itu harus lebih rinci lagi. Apakah sudah sampai hujjah atau belum? Apakah sudah dinasehati? Sekian banyak perkara harus kita dudukkan.
Na’am.
============================
Pertanyaan:
Bagaimana membantah orang-orang harokah yang mengatakan bahwa Indonesia milik Allah..?
============================
Jawaban:
Emang Indonesia milik siapa..?? Hah.. Indonesia, Amerika, Saudi Arabia, Malaysia semua milik Allah Subhaanahu wa ta’ala… Na’am.
Apa maksud mereka?
Ikhwani fiddin a’azzakumullah, yang jelas kalau kalimat “milik Allah”, kita katakan na’am. Indonesia milik Allah sebagaimana negara-negara lain juga milik Allah.
Tetapi Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam yang diutus oleh Allah mengajarkan untuk ta’at pada penguasa Muslim selama perkara itu perkara yang baik, yang makruf, tidak bertentangan dengan agama … taat.
Jangan memberontak, jangan menghalalkan darah mereka, jangan memerangi mereka. Selesai.
Na’am.
============================
Pertanyaan:
Ketika disampaikan kalam ‘ulama kibar tentang kesesatan seseorang atau penyimpangan seseorang, ada sebagian orang yang membela orang-orang yang telah ditahzdir tersebut dengan menyatakan bahwa ucapan Imam Malik (rahimahullah):
“Setiap orang bisa diterima dan bisa ditolak ucapannya kecuali penghuni kuburan ini, iaitu Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam.”
============================
Jawaban:
Na’am, semua ucapan bisa diterima, bisa ditolak, kecuali ucapan Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam.
Dan ucapan ‘dia’ tadi itu pun, bisa diterima, bisa ditolak.!, dan kita tolak. Iya kan..?
Dan tentunya kita lebih selamat menerima ucapan orang berilmu DARIPADA menerima ucapan dia yang tidak berilmu.. kan begitu..?? Menerima ucapan para ulama atau menerima ucapan dia? itu satu.
Yang kedua, kalimat tersebut dari Imam Malik maknanya kita tidak boleh taqlid. Kalau terbukti dengan bukti-bukti, dengan dalil-dalil bahwa itu HAQ, kita terima.
Kalau ternyata tidak terbukti dengan dalil-dalil, ternyata pendapatnya lemah, ternyata pendapatnya kurang kuat, iya kita tolak.
Baarakallahu fiikum.
Dan sekarang, jangan kemudian ucapan Imam Malik dijadikan dalil bahwa kita bebas menerima atau menolak fatwa ulama. Bahaya Sekali..!! Bebas bisa diterima, bisa ditolak..??
Laa wallah (tidak demi Allah). Bukan itu maknanya..!! Maknanya, bahwa tidak ada seseorang pun dari para ulama yang maksum.. Tidak ada para ulama yang maksum. Semua kadang-kadang salah, tergelincir dan itu manusiawi. Tetapi perintahnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan dari Allah subhanahu wa ta’ala,
{ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ }
“Tanyakan kepada para ulama, …” dan kita tanyakan kepada para ulama, dan para ulama menyampaikan dengan ilmu.
Dan ternyata terbukti dengan bukti-bukti kemudian ditolak..?? Maka itu adalah orang yang tidak menerima ilmu. Tidak bisa beralasan dengan alasan Imam Malik. Na’am Baarakallahu fiikum.
Dan ucapan Imam Malik itu seharusnya diterapkan kepada pendapat-pendapat para ulama yang ternyata tergelincir. Seperti ucapan Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullah yang menyatakan Allah bersifat “Qodim” tanpa permulaan. “Qodim” itu bukan sifat Allah, maka Syaikh Al-Albani, Syaikh Bin Baz (rahimahumullah) mengkritik menyatakan sifat ini bukan sifat Allah. Allah tidak memiliki sifat “Qodim”.
Berarti apa? Kita tidak menerima dari Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi, (alasannya, pen) memang ucapan manusia bisa diterima, bisa ditolak. Yang itu cocok di situ. Karena ucapan itu keliru, tergelincir … rahimahullah semoga di maafkan. Semoga beliau diampuni dosanya, karena yang maksud beliau adalah “Al-Awwal”. Hanya istilah saja pake “Qodim”. Demikian pula ketergelinciran beberapa ‘ulama.
Maka, apakah kalian bisa buktikan, kalau ini ketergelinciran para masyayikh, keliru menilai..?
Justeru, yang kita lihat sebaliknya (yang mengkritik, -pen). Bukti-bukti telah banyak, dan ternyata ketika diajukan kepada para masyayikh, masyayikh sudah menyatakan, “hadza mutalawwin, maakir…” Alhamdulillah.
Na’am.
.
مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد
✆ WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | http://www.alfawaaid.net
Sumber= https://aburahman578.wordpress.com/2015/10/03/tanya-jawab-bersama-ustadz-muhammad-assewed/
Ayo download aplikasi Radio Islam Indonesia (RII) dan Radio Salafy Indonesia (RASYID) Di Playstore untuk mendengarkan Murottal Dan Ceramah Dakwah Ahlus Sunnah Salafiyyun:
- https://play.google.com/store/apps/details?id=com.radioislam
- https://play.google.com/store/apps/details?id=com.radiorasyid.app&hl=in
Turut Membagikan:
~Nasehat~Ahlus~Sunnah~,
WEBSITE:
http://nasehatahlussunnah.blogspot.co.id/?m=1
AKUN GOOGLE:
nasehatahlussunnah@gmail.com
WHATSHAPP:
088258046981
TELEGRAM:
https://telegram.me/NasehatAhlusSunnah
INSTAGRAM:
nasehat_ahlus_sunnah
TWITTER:
@NshtAhlusSunnah
LINE@:
@dtz9507v
BBM:
5D7D8914
Comments
Post a Comment